Bulletin Bulanan dikeluarkan oleh KURIOS INSTITUTE – terdaftar di bawah pelayanan Yayasan Damai Mulia

yang terdaftar di Negara secara resmi dengan nomor : Tambahan Berita Negara RI . 6-9-2002 No. 72

Kamis, 13 November 2008

“Memenangkan persaingan mendapatkan pekerjaan”

Dunia kerja saat ini dihadapkan dengan banyaknya tenaga-tenaga pengangguran yang baru saja menyelesaikan seluruh maupun sebagian pendidikan formalnya, serta juga mereka yang telah mempunyai sedikit ataupun segudang pengalaman karena sudah pernah mengenyam masa bekerja sebelumnya.
Butuh upaya lebih dari biasanya untuk memperlengkapi diri sehingga kita lebih percaya diri bilamana harus bertempur di medan persaingan melamar pekerjaan.

MENYADARI DAN BERSYUKUR
Pertama-tama kita perlu menyadari bahwa kemampuan kita adalah berasal dari TUHAN. Seperti ada tertulis di Alkitab, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” (Ulangan 8:18).
Jika kita sadar bahwa itu semua adalah merupakan anugrahNYA, maka adalah sangat patut apabila kita melakukan pekerjaan kita dengan penuh rasa syukur. “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. (Kolose 3:17).
Mulailah selalu rencana kegiatan kita dengan berdoa, mengharapkan cambur tangan TUHAN dalam upaya kita.
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah DIA dalam segala lakumu, maka IA akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3 : 5-6).

KENALI & KEMBANGKAN POTENSI DIRI
Selain dari pendidikan, posisi atau jabatan yang dibidik tentunya sangat bergantung pada kemampuan/potensi diri yang akan menjadi lebih terasah melalui pengalaman kerja yang pernah kita lalui. Seseorang dengan latar belakang pendidikan di bagian teknik, tentunya akan sulit diterima apabila ia melamar pekerjaan di bidang keuangan, kecuali bila dirinya sudah mempunyai pendidikan ataupun kemampuan tambahan.
Oleh sebab itu, kita perlu peka untuk melihat kesempatan untuk selalu menambah pengetahuan, baik yang teoritis maupun praktis, untuk menambah perbendaharaan kemampuan kita. Contohnya, saat ini, kemampuan menggunakan bahasa Inggris dan komputer sudah merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki dan dipersyaratkan untuk posisi tertentu oleh banyak perusahaan.
Bila ambisi lebih dari potensi, turunkan tujuan untuk sementara dan sesuaikan dengan potensi kita. Bila ambisi seimbang dengan potensi, mari pertahankan daya juang untuk tetap gigih berupaya mencapai tujuan tersebut.

INFORMASI YANG EFEKTIF
Media informasi seperti surat kabar dan radio merupakan media yang paling sering digunakan untuk mencari informasi lowongan pekerjaan, namun akan lebih efektif apabila medan jelajah pencarian kita diperluas ke jaringan orang-orang yang kita kenal. Misalnya mantan guru, sahabat, mantan bos, mantan rekan kerja, rekan di organisasi non-formal, rekan di gereja, dsb.

MULAI DENGAN SURAT LAMARAN & RESUME YANG BAIK
Tujuan dari membuat surat lamaran dan resume adalah agar orang yang melakukan seleksi awal penerimaan pekerjaan tertarik dengan apa yang kita tulis dan akhirnya memasukkan kita ke daftar pelamar yang akan diwawancarai. Oleh karena itu, secara umum, surat lamaran dan keterangan tertulis yang kita layangkan untuk melamar pekerjaan harus disiapkan sedemikian rupa agar menimbulkan kesan awal : rapi dan bersih.
Sebaiknya gunakan komputer untuk menggantikan tulisan tangan kita yang belum tentu disukai dan gunakan jenis huruf yang sederhana dan terkesan formal.
Ketika kita harus menuliskan penjelasan tugas dan aktivitas yang pernah kita lakukan atau yang menjadi kekuatan/keahlian kita, gunakan kata-kata yang menimbulkan kesan sikap : siap dan aktif menerima tanggung-jawab, mempunyai daya juang untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Selain itu, tulislah prestasi yang pernah kita capai dengan jujur (tidak membesar-besarkan).
MENGHADAPI WAWANCARA
Apabila sudah menerima panggilan untuk wawancara, itu berarti bahwa kita sudah berhasil melalui satu tahap. Tujuan wawancara adalah untuk menciptakan kesan pada si pewawancara bahwa kita adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi lowongan pekerjaan yang tersedia.
Oleh karena itu, kita perlu berpakaian dengan sopan dan rapi. Tunjukkan bahwa kita membawa sesuatu yang berharga yang kita miliki (yaitu kemampuan dan kepribadian kita) dan kita datang tidak untuk mengemis pekerjaan.
Ketika wawancara sudah dimulai, dengarkan dengan seksama apa yang dikatakan oleh si pewawancara, dan bersiaplah untuk menjelaskan tugas dan tanggung-jawab kita (di pekerjaan sebelumnya atau di aktivitas kita sehari-hari) secara sistematis (tidak berbelit-belit).
Apabila diminta untuk membicarakan kelebihan kita, tunjukkanlah percaya diri kita, namun dengan rendah hati. Ketika diminta menyampaikan kekurangan kita, ungkapkanlah dengan penekanan pada kemauan untuk belajar dan menerima perubahan. Tonjolkan rasa optimis bahwa kita pasti dapat menyumbangkan sesuatu yang positif bagi perusahaan tersebut.

BELAJARLAH DARI YUSUF
Jangan lupakan TUHAN dalam setiap rencana kita dan petiklah pelajaran keberhasilan dari Yusuf.
“Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya..” (Kejadian 39 : 2a).
Rendah hati, taat dan bersyukur atas kemurahan TUHAN dalam segala hal yang dilakukannya, menjadikan Yusuf berkenan di hadapan TUHAN.

Selamat berjuang.
[ja+ak]

Sekilas info manajemen mengenai : “Balanced Scorecard”

Sumber : Balanced Scorecard – Translating Strategy Into Action
(Robert S. Kaplan & David P. Norton)

Dalam upaya mengubah diri agar berhasil dalam persaingan di masa depan yang semakin menantang, banyak perusahaan berpaling kepada sejumlah inisiatif perbaikan yang terbukti telah mampu menghasilkan berbagai kisah sukses yang berbeda-beda di masing-masing perusahaan tersebut.

BALANCED SCORECARD ?
Adalah juga salah satu inisiatif , yang merupakan model pengukuran kinerja manajemen, di mana sistem ini membantu menganalisa target dan prestasi kerja di 4 area utama perusahaan.
Bayangkan bahwa hal ini seperti seorang pilot yang berada di dalam cockpit sebuah pesawat terbang yang dilengkapi dengan 4 kelompok instrumen-instrumen kontrol pesawatnya.

APA KEISTIMEWAANNYA ?
1. Memberikan gambaran holistik dari keadaan suatu perusahaan. Contoh : sistem tersebut memberi informasi mengenai target, bobot prioritas, sasaran dan pencapaian dari area (disebut “perspektif”) Keuangan, Pelanggan, Proses Internal, dan Pembelajaran & Pertumbuhan.
2. Tidak digunakan untuk membuat strategi, tetapi lebih pada pemeriksaan “kesehatan” terhadap strategi yang pernah dibuat sebelumnya. Contoh : prestasi yang baik pada operasional proses internal seharusnya berdampak positif pada indikator di bidang keuangan, kalau ternyata tidak, maka pelaksanaan strategi sebelumnya perlu dianalisa kembali.
3. Sasaran dan titik-titik pengukurannya di masing-masing area diberi bobot prioritas. Hal ini baik sekali untuk digunakan sebagai model pengukuran di perusahaan dengan unit bisnis yang berdiri sendiri-diri. Contoh : unit bisnis produk “Air Conditioner” tentunya mempunyai strategi di bidang pemasaran dan manajemen proses internal yang berbeda dengan unit bisnis produk “Telekomunikasi”.
4. Umumnya disusun dengan +/- 25 hasil pengukuran, sehingga gambaran keadaan perusahaan lebih terwakili. Contoh : apabila seorang manager hanya mengevaluasi data indikator arus kas (cashflow), perusahaan mungkin saja membuat kebijakan yang salah dalam hal investasi jangka panjangnya.
5. Dapat digunakan sebagai alat diagnostik. Contoh : Data scorecard menunjukkan adanya prestasi negatif dalam hal kepuasan pelanggan. Analisa dapat dilanjutkan pada data-data penunjang lainnya, misalnya apakah terjadi penurunan koalitas produk atau mungkin buruknya pelayanan pelanggan paska penjualan (customer service).

4 AREA / PERSPEKTIF UTAMA DALAM BALANCED SCORECARD
Berikut ini kita akan melihat 4 area / perspektif utama yang umumnya digunakan saat menyusun Balanced Scorecard, demikian juga contoh sasaran di masing-masing area dan titik-titik pengukuran untuk mendapatkan gambaran pencapaian masing-masing sasaran tersebut.

1. Financial / Keuangan :
Biasanya indikator di area / perspektif keuangan merupakan fokus terpenting. Contoh sasaran (dan pengukurannya) yang umum digunakan di area “keuangan” adalah : Investment (Return On Investment), Profit growth (operating profit), Profitability (Return On Sales), Survival (Working Capital).
2. Customer / Pelanggan :
Pelanggan dapat dikelompokkan sebagai pelanggan utama, menengah dan kecil, berdasarkan jumlah pemasukannya bagi perusahaan. Pelanggan utama dapat diberi prioritas pengukuran di area ini. Contoh sasaran (dan pengukurannya) yang umum digunakan di area ini adalah : Kepuasan Pelanggan (Ketepatan waktu pengiriman, Jumlah Keluhan Pelanggan, Tingkat Kepuasan Pelanggan), Ketersediaan Produk (Tingkat kehabisan persediaan komponen utama produk), Pertumbuhan Pelanggan (Pangsa pasar, Jumlah penghasilan dari pelanggan baru).
3. Internal Process / Proses Internal :
Di area ini yang diperhatikan adalah bagian proses yang kritikal untuk mencapai sasaran di area keuangan dan pelanggan. Contoh sasaran (dan pengukurannya) yang umum digunakan di area ini adalah : Inovasi produk (Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk baru, % penghasilan yang dihasilkan dari produk baru), Pengembangan proses (Jumlah produk cacat, Waktu rata-rata persiapan mesin, Average throughput time), Proses Paska-Penjualan (Kecepatan respon terhadap masalah, Kecepatan proses pembayaran).
4. Learning & Growth / Pembelajaran & Pertumbuhan :
Area ini memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karyawan. Contoh sasaran (dan pengukurannya) yang umum digunakan untuk area ini adalah : Kemampuan karyawan (Produktivitas tenaga kerja langsung, Ratio hasil penjualan per karyawan, Ratio jam pelatihan per karyawan), Kepuasan karyawan (Tingkat pergantian karyawan).

Karena karakteristik manajemennya yang berbeda, tiap perusahaan belum tentu mempunyai balanced scorecard yang sama, namun demikian ada 3 langkah pertanyaan berikut ini yang dapat digunakan untuk membantu kita sampai pada sasaran dan titik pengukurannya.

Langkah / pertanyaan ke-1 : mengenai TARGET.
Apa yang ingin dicapai oleh perusahaan atau unit bisnis kita ?
Langkah / pertanyaan ke-2 : mengenai AKTIVITAS.
Berdasarkan pada target yang ingin dicapai tersebut, aktivitas apa yang sangat penting perlu dilakukan untuk mencapainya ?
Langkah / pertanyaan ke-3 : mengenai PENGUKURAN.
Dari hal apa atau bagaimana kita dapat mengetahui bahwa sasaran perusahaan atau unit bisnis tersebut sudah atau sedikit lagi tercapai ?

Ketiga langkah / pertanyaan tersebut diterapkan di masing-masing area yang kita kelompokkan sebagai area utama.

Mudah-mudahan artikel ini berguna untuk memberi gambaran sederhana mengenai Balanced Scorecard sebagai salah satu sistem manajemen strategis dalam melakukan konsolidasi kekuatan yang saat ini mungkin sedang diperlukan. [ak]


--=o0o=--


“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan” (Amsal 1 : 7a)